Sepi Yang Menjadi Kisah


Aku melihatnya, rumah beratap jelaga hitam
Pekat, seperti sejarah yang panjang
Pagi menjadi lukisan berbunga
Sesegar bola mata yang memandang alam antah berantah
Ada sepi yang menemani embun berpeluk
Nyata, tiang-tiang yang kokoh berbahasa, inilah usia
Waktu takkan terenggut oleh nyawa yang menahannya
Semuanya tunduk, menyapa dengan cerita yang takkan terhapus
Sedang siluet senja, semakin jingga
Membuat ranting-ranting pohon berumur menyibak derita
Dulu, dulu sekali
Ada sepasang kekasih bermuram durja

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Followers